Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Dana Darurat

Sering dengar istilah Dana Darurat... Apa sih sebenarnya pengertian dana darurat itu.. Yuk kita coba belajar bareng.. Pengertian Dana Darurat seperti disarikan dari berbagai sumber adalah dana yang khusus disiapkan untuk keadaan darurat. Nah keadaan darurat itu yang seperti apa sih, misal na'udzubillahi min dzalik terkena PHK, mendadak harus rawat inap di RS, ada anggota keluarga yang meninggal, ataupun hal-hal yang tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya. Nah karena sedemikian pentingnya, para perencana keuangan merumuskan sejumlah nominal ideal untuk dana darurat tersebut: Status single minimal 3x pengeluaran sebulan Status menikah dengan 1 anak minimal 6x pengeluaran sebulan Status menikah dengan 2 anak minimal 12x pengeluaran sebulan Sebagai ilustrasi, sebuah keluarga dengan 1 anak memiliki kebutuhan perbulan 3 juta. Jadi dana darurat yang harus disiapkan minimal adalah Rp 3 juta x 6 = Rp 18 juta. Wew besar juga ya dana yang harus disiapkan. 

Family Forecast 2018... Perencanaan Keuangan Keluarga

Gambar
Menurut google translate, definisi forecast  adalah ramalan atau prediksi. Alasan pemberian judul tulisan ini  Family Forecast adalah prediksi biaya-biaya non rutin dengan nominal material atau cukup besar yang akan kami keluarkan di tahun 2018. Alhamdulillah, salah satu proyek keluarga yang bisa diterapkan mulai tahun ini adalah pembuatan family forecast yang berisi kebutuhan non rutin yang akan kami lakukan tahun ini. Sebelumnya keluarga kami menganut paham " flow with the wind"  aja, tidak ada pembuatan budget khusus untuk biaya lain-lain (kalaupun ada hanya diingat saja tidak dituliskan). Eh ternyata setelah tengah tahun sampai dengan akhir tahun lalu banyak pengeluaran untuk kebutuhan-kebutuhan non rutin yang jumlahnya sangat besar hingga menggerus dana darurat (tulisan saya mengenai dana darurat bisa dibaca  disini ) padahal jika ditelusuri awal tahun sudah bisa diprediksi. Belajar dari pengalaman tersebut, akhirnya pak suami dan saya duduk manis membicara

NHW 5 #Learn How to Learn#

NHW 5 #Learn How to Learn# Bismillahirrahmanirrahim, Menurut ilmu psikologi, tipe belajar seseorang terbagi menjadi 3, yaitu: Tipe belajar visual Tipe belajar auditory Tipe belajar kinestetik Kenapa kita perlu memahami tipe belajar, karena semakin kita mengenal diri sendiri maka akan semakin memudahkan dalam proses belajar. Dari ketiga tipe diatas, saya termasuk tipe visual, makanya saya suka membaca, terutama topik yang disukai, biasanya lebih cepat "mudengnya". Berangkat dari hal tersebut, akhirnya saya coba rumuskan hal yang dianggap cocok untuk diterapkan, yaitu  BPT (Baca, Praktek, Tulis). Baca => karena saya tipe visual, maka dalam mempelajari sesuatu saya lebih suka membaca. Praktek => ungkapan " Practise make perfect" adalah benar adanya. Semakin banyak praktek akan semakin memperkaya pengalaman dan bisa memilah mana teori yang lebih pas diterapkan. Tulis => setelah dipraktekkan, agar tidak mudah lupa, maka ditulis. Hal ters

Belajar Mengenali Kecerdasan Anak..

Menurut Howard Gardner kecerdasan seseorang dibagi menjadi 8, yaitu: Kecerdasan Logis Matematis Kecerdasan Bahasa Kecerdasan Musikal Kecerdasan Visual Spasial Kecerdasan Kinestetik Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan Naturalis Setiap anak itu unik, memiliki kecerdasan masing-masing sehingga PR saya dan pak suami sebagai orangtua Rafdan adalah melihat dan memahami kira-kira kelebihan anak dimana sih.. Setiap anak itu unik sehingga saya berketetapan hati untuk tidak membandingkannya dengan anak lain. Hal yang saya lakukan adalah melihat, memahami, mengasah, dan jika sudah saatnya nanti mengembangkan. Sebagai contoh, seperti balita lelaki pada umumnya, Rafdan tertarik kepada hal-hal yang bersifat fisik seperti lari, lompat, tendang, dan lempar. Kalau lari cepat sekali, saya aja kalah kalau adu lari 😂, kalau menendang bola juga sangat kuat. Baru-baru ini, saya sempat berdiskusi dengan pak suami mengenai apakah sudah bisa Rafdan diikut

Cinta...

Cinta Cinta itu menjaga, Bahkan dalam setiap do'a Cinta laksana bunga, Jika dijaga dan dirawat ia akan mekar, Berbunga dengan indahnya Tetapi, Jika ia terabaikan, layu luluh menggugur  Hingga akhirnya tersapu terbawa angin yang menyapa Maka jagalah cinta Dengan sapaan mesra Dengan tindakan nyata Dengan sebuah kata untuk yang tercinta "Aku mencintaimu istriku, ibu dari anak-anakku" Atau "Aku mencintaimu suamiku, imam hidupku" Maka cinta, Genggamlah tanganku Untuk bersama menuju surgaNya #Cinta itu dinamis bukan statis #Edisi menjaga cinta Note: puisi ini terinspirasi dari postingan FB yang dishare teman tentang pasutri yang terancam perceraian karena cinta yang mulai layu dalam perjalanan cinta 3 tahun.. Sebagai pengingat diri perjalanan cinta keluarga kami masih sangat panjang, naik turun, mekar pudar akan selalu datang silih berganti.. Semoga Allah menjaga keluarga kami, anda, dan semua hingga bersama menuju surga.. Aam

Cash vs Cashless.. Perencanaan Keuangan Keluarga

Disclaimer: Tulisan ini murni opini pribadi penulis Note: Cashless yang dimaksud dalam tulisan ini adalah uang elektronik (untuk memudahkan, mari kita sebut e-money ) & debit card alias kartu ATM atau uang yang ada di tabungan. Tidak termasuk credit card  karena insya Allah prinsip keluarga kami takut riba, takut hutang konsumtif, dan takut boros. Jika ada yang bertanya, lho uang elektronik kan riba juga karena pakai bank konvensional. Mohon maaf kami menganut paham "kedaruratan" karena masih jarang  e-money keluaran bank syariah dan jikapun ada belum dapat digunakan di e-toll, kereta & Transjakarta. Back to focus Sebagai ibu rumah tangga yang harus mengelola dana masuk dari pak suami, maka harus mengedepankan prinsip rational spending. Sumber dana yang ada dibagi 3: 1. Dana di e-money Biasanya saya minta pak suami untuk kalkulasi berapa kebutuhannya dalam sebulan. Ilustrasi; Naik kereta tiket Rp 5.000,- dan dalam sebulan ada 25 hari kerja.

Lanjutkan Cerita.. Edisi Bermain Bersama Anak

Disclaimer: tulisan ini murni opini pribadi penulis Siapa yang punya balita dan suka dibacakan cerita? *Saya* tunjuk tangan Salah satu kalimat andalan Rafdan sebelum tidur adalah "buku cerita Bu" (maksudnya minta dibacakan buku cerita_red). Buku cerita yang dibaca pun yang dipilih sendiri olehnya, dan kalau sudah suka 1 judul maka buku itulah yang diminta untuk terus dibacakan *tepuk jidat*. Nah, karena seringnya minta dibacakan buku yang sama saya suka test ingatannya. Saya ambil satu kalimat dan minta diteruskan "ternyata bisa lho hampir mirip seperti bukunya". Dari situ saya mulai memahami, ternyata salah satu tipe belajar Rafdan adalah auditory atau mendengar. Lalu untuk menajamkan ingatannya, saat sesi bercerita kami suka bermain "Lanjutkan Kalimat". Berikut cuplikan dialog kami; S: "Bagi Pigu...."(diam, isyarat minta dilanjutkan) R: "hanya ada satu tempat..bla bla bla", lalu stop dan bilang "sekarang ibu

Belajar Menghargai...Edisi Merenung

Disclaimer: tulisan ini murni opini pribadi penulis Dua bulan lalu saat ke Solo, kami mampir sejenak ke Museum Kereta Api Ambarawa. Sepulangnya, Rafdan minta dibelikan miniatur kereta api dari kayu. S: berapa Bu harganya? P: 50.000 S: dalam hati ngebatin mahal juga padahal kaya gini aja, tapi kayaknya lidah kelu untuk menawar. Lalu saya pastikan lagi ke Rafdan "Dan, mau yang mana keretanya?" R: "yang ini aja Bu" sambil menunjuk kereta warna hijau S: "yang hijau ya Bu", sembari menyerahkan uang Sebulan setelahnya pak suami & Rafdan berkreasi membuat buldoser dari kardus (saya mah berperan sebagai tim hore aja), proses pembuatan menghabiskan waktu 3 hari dan selama itu saya merelakan rumah dalam kondisi Messy. Ngobrol dengan pak suami: S:"Yah, ternyata susah juga ya buatnya, apalagi bikin ini (sambil tunjuk kereta hijau Rafdan) PS: "iya, itu (kereta_red) malah lebih susah karena lekukannya, harus punya alat khusus (saat pembuat

Klasifikasi Pengeluaran Versi Keluarga Kami

Disclaimer: tulisan ini adalah opini pribadi penulis ya Dalam teori perencanaan keuangan, ada klasifikasi pengeluaran yang diatur berdasarkan jenisnya seperti pengeluaran rutin, pengeluaran ziswaf, pengeluaran investasi, dll yang budgetnya biasa ditentukan di awal. Berangkat dari hal tersebut, dalam menunaikan tugas sebagai manajer keuangan keluarga, saya mencoba mengklasifikasikan pengeluaran keluarga kami yang terbagi atas: Pengeluaran Rutin; yaitu pengeluaran yang terdiri dari kebutuhan harian & rutin dikeluarkan tiap bulan, termasuk di dalamnya listrik, biaya kebersihan, biaya pangan, dll.  Pengeluaran hiburan/ pleasure ; yaitu pengeluaran yang bertujuan untuk kesenangan dan hiburan termasuk didalamnya Travelling , makan makan, dll. Pengeluaran Ziswaf; pengeluaran penting sebagai tabungan akhirat kelak, meliputi infak masjid, donasi yang membutuhkan, dll. Pengeluaran untuk tabungan/investasi.  Pengeluaran Lain Lain; pengeluaran yang bersifat tidak rutin, inside

Emosional spending vs Rational Spending versi ibuna Rafdan

Disclaimer: tulisan ini dibuat berdasarkan opini pribadi penulis ya, jangan dibuat baper 😁 Entah kenapa hari ini kepengen menulis tentang keuangan, tadi siang buat status tentang perencanaan keuangan di FB tiba tiba malam ini dapat inspirasi nulis tentang "emosional spending vs Rational spending" Emosional spending menurut saya adalah pengeluaran yang didasarkan kepada emosional, bisa terkait brand tertentu atau yang sering saya alami sendiri adalah kepingin beli barang karena diskon padahal belum tentu terpakai atau terpakai ya nanti nanti dengan alasan "ah mumpung murah ini" atau makan hanya maunya di restoran tertentu Sedangkan Rational spending menurut versi saya adalah pengeluaran yang terukur, cermat, sesuai kebutuhan, tidak berlebihan dan tidak kekurangan Emotional dan Rational spending kadang bisa berjalan seiringan Sebagai contoh, saat kita berbelanja bulanan. Jika kita sudah membuat daftar belanja dan hanya membelanjakan apa yang sesuai dengan d

Blog baru

Assalamualaikum wr wb Hai, selamat datang di blog baru saya Blog ini berisi tentang cerita sehari-hari keluarga kami.. Proses pembelajaran saya sebagai seorang istri dan ibu. Saya menulis setiap proses pembelajaran sebagai pengingat bagi diri sendiri (kalau tidak ditulis biasanya cepat lupa) dan diharapkan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Menulis bagi saya adalah visualisasi ide, pemikiran, gagasan, dan pengalaman. Tebarkan manfaat dari hal kecil, semoga dapat menjadi amal jariyah pemberat timbangan kebaikan.. Aamiin Selamat menikmati "Torehkan penamu" Tinggalkan jejak adanya dirimu Sebagai ilmu bermanfaat yang pahalanya mengalir tiada putusnya Menemani dalam kesendirian di liang kubur Ibunarafdan