Anakku, Guru Kecilku

Assalamu'alaikum wr wb 
Apa kabar pembaca blog ibunarafdan? Semoga senantiasa tercurah dengan nikmat sehat wal'afiat yaa..aamiin

Tak terasa sudah 3 bulan Rafdan memasuki jenjang pra sekolah atau TK A. Alhamdulillah banyak perubahan positif yang saya rasakan.

Memang benar perkataan bahwa pikiran anak serupa dengan spons, menyerap dengan cepat semua hal yang diterimanya, jika inputan baik, maka output yang dihasilkan baik, hukum yang sama berlaku sebaliknya.

Alhamdulillah sekolah yang kami pilih, sesuai dengan visi misi pak suami dan saya mendidik Rafdan, sehingga bisa saling bersinergi positif.

Kembali ke judul di atas, entah kenapa makin kesini saya makin menyadari bahwa Rafdan adalah guru kecil pribadi.

Flash back proses mendidik, saat masih bekerja dan setelah resign. Dari Rafdan bayi, batita, balita, hingga pra sekolah.

Saya banyak belajar dari Rafdan, belajar sabar menghadapi sikapnya, belajar ilmu pengetahuan akan kritis pertanyaannya, belajar menjadi contoh yang baik, karena jika saya ingin Rafdan berbuat seperti yang dikehendaki, maka menjadi role model adalah strategi paling efektif. 

Dari perjalanan hampir 5 tahun bersama, sudah berlembar-lembar cerita yang kita lewati, dari situ saya mengambil beberapa kesimpulan mengenai beberapa cara efektif dalam mendidik balita:

1. Jadilah Contoh 

Anak belajar dari melihat, mendengar, dan merasakan. Saat Orangtua mencontohkan hal yang diharapkan dari anak, maka tidak perlu banyak kata, hal tersebut akan terekam jelas dalam ingatannya, sehingga jangan kaget, jika tanpa sadar si kecil bertingkah meniru kita.

2. Jangan Pernah Malu Mengakui Kesalahan

Tidak ada manusia sempurna, begitupula dengan kita sebagai orangtua. Jika memang perbuatan yang kita lakukan kurang sesuai dan mendapat teguran cinta dari anak, terimalah sebagai evaluasi, bukan dengan sanggahan dan perkataan "orang tua selalu benar"

3. Jangan Gengsi Meminta Maaf

Orangtua meminta maaf kepada anak? Mungkin ada beberapa yang tidak setuju dengan pendapat saya, entah karena gengsi atau apapun.
Bagi saya, meminta maaf kepada anak jika saya yang salah adalah sesuatu yang wajib dilakukan, karena ia akan merasa dihargai sebagai seorang manusia seutuhnya.

4. Belajar Memposisikan Diri

Ada waktunya bermain, ada waktunya serius. Saat bermain dengan Rafdan, saya menempatkan diri sebagai seorang anak kecil, tanpa ragu bernyanyi, mendongeng, mengeluarkan mimik muka lucu, bahkan menari bersama. 
Setiap membangunkan Rafdan di pagi hari, saya mendadak jadi penyanyi lagu anak-anak, begitupula saat bermain bersama, banyak episode lagu yang terputar hehe.
Saat Rafdan mulai dengan pertanyaan kritisnya yang kadang tanpa kenal waktu, saya memposisikan diri sebagai guru dan teman belajarnya. 
Beda halnya, jika saya mengajaknya berbicara setelah melakukan sesuatu yang kurang sesuai, merajuk, atau saat marah hingga tantrum, saya memposisikan diri sebagai orangtua dengan ketegasan tanpa bisa ditawar dan kompromi.

5. Show Your Love

Setiap anak selalu bahagia jika orangtua memperlihatkan rasa cinta dan sayangnya.
Saya senang memeluk, mencium (mumpung masih mau anaknya hehe), dan mengucapkan  kata cinta ke Rafdan.
Setiap anak selesai tantrum, saat bercanda, dan setiap saat usahakan untuk memeluk anak.
Paling berkesan saat sehabis ngomel ke anak, usap lukanya dengan pelukan, agar semua selesai dengan baik dan anak merasa tenang hatinya.
Selain peluk dan cium, saya juga suka mengucapkan kata cinta agar Rafdan merasa spesial "sayang ibu, soleh ibu, ganteng ibu".
Sst, kami sering lho berlomba siapa yang paling sayang.

I: ibu sayang Rafdan tak terhingga
R: aku lebih sayang ibu, aku sayangnya lebih-lebih tak terhingga.


6. Ikuti Kata Hati

Hal terakhir yang paling utama menurut saya adalah, nurani ibu tak akan pernah salah, ia paling mengetahui apa yang terbaik untuk buah hatinya. 
Ikuti kata hati saat mendidik, bekali diri dengan ilmu parenting, dan kenali karakter anak agar dapat memberikan treatment sesuai.

Mendidik anak adalah proses belajar seumur hidup, karena tidak akan ada siaran ulang atas tumbuh kembangnya. 

#ibubelajar
Note: Judul artikel ini terinspirasi dari judul buku "5 Guru Kecilku Oleh Kiki Barkiah"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengurus Roya Sendiri

Alternatif Kuliner Sekitaran Jombang - Pondok Aren

NHW Pra Bunda Sayang #Adab Menuntut Ilmu dan Code of Conduct