Menyikapi Kegagalan


Assalamu'alaikum wr wb

Apa kabar pembaca blog ibunarafdan? Semoga senantiasa tercurah dengan nikmat sehat wal'afiat yaa..aamiin

Moms, pernahkah kalian menghadapi sebuah kegagalan dalam hidup? Pasti pernah yaa, namanya juga roda kehidupan, pasti ada masanya kita berhasil, dan ada pula waktunya kita untuk gagal.

Hari ini saya baru mengalami sebuah fase  kegagalan. Ceritanya saya mengikuti seleksi untuk buku antologi cagar budaya yang diselenggarakan oleh salah satu agensi penerbitan bekerjasama dengan kementrian.

Mendengar kata buku antologi, saya langsung semangat dong, maklum saat ini saya sedang fokus untuk menerbitkan buku sesuai dengan plan jangka pendek yang sudah saya buat.

Dengan deadline hanya 3 hari dan tema baru, saya harus berusaha membuat sebuah karya tulis inspiratif mengenai cagar budaya.

Riset sana sini, menggabungkan banyak data dalam bentuk narasi agar dapat lolos seleksi. Awalnya sempet puyeng "gimana ini caranya ya?" Plus ditemani dengan mual dan kliyengan yang mendera, tetapi anehnya justru membuat saya makin bersemangat untuk menulis.

Alhamdulillah, bisa mengumpulkan sesuai tenggat waktu yang diminta. Saat pengumuman, ternyata naskah saya tidak lolos seleksi, sedih dong pastinya, tapi kemudian, saya mendapat kabar bahwa naskah yang tidak lolos seleksi bisa direvisi, dan ada kemungkinan untuk diterima.

Mendengar hal tersebut, semangat langsung bangkit lagi, dengan deadline hanya 3 jam, saya berupaya merevisi naskah. Tetapi ternyata proyek tersebut bukan rezeki saya, sehingga naskah revisi lagi-lagi tidak lolos. Ternyata eh ternyata, yang lolos mayoritas adalah penulis senior, bahkan ada yang sudah menerbitkan 6 buku solo dan ratusan antologi (semoga saya bisa seperti itu..aamiin).

Nah, dari sini saya jadi dapat inspirasi untuk menulis tentang bagaimana menyikapi kegagalan:

1. Apresiasi Diri Sendiri 
Pertama-tama, apresiasi diri kita sendiri. Ternyata dengan tema tulisan yang belum pernah saya tulis, mesti riset dulu, plus deadline terbatas, saya berhasil menyelesaikan naskah. Yaa, walaupun mungkin masih ala newbie, makanya ga lolos hehe, tapi tetep dong bangga karena dapat pengalaman baru.

2. Berikan Tenggat Waktu Untuk Baper
Sedih...boleh dong, namanya juga manusia biasa, tapi berikan tenggat waktu untuk baper dan jangan lama-lama ya bapernya.

3. Perbanyak Jam Terbang
Saya sih sadar diri, jam terbang saya masih sangat rendah, baru 2 bulan ini saya fokus menulis, terutama untuk buku. Dibandingkan dengan peserta lain yang naskahnya lolos, yang beberapa saya tau sudah lama malang melintang di dunia kepenulisan.

4. Perbanyak Ikut Challenge Menulis
Semakin banyak kita menulis dan mengikuti seleksi atau challenge, maka kemampuan menulis akan terasah lebih baik lagi.
Dengan mengikuti banyak challenge, kita jadi gak terlalu berharap pada sesuatu, karena sudah banyak tebar jaring hehe.

5. Gunakan Prinsip Write and Forget 
Saat mengalami kegagalan tadi, saya mulai sedikit demi sedikit menanamkan prinsip write and forget. Prinsip ini berlaku saat saya mengikuti sebuah seleksi. Cukup tulis, kirim, dan lupakan bahwa saya sedang mengikuti sebuah seleksi, jadi apapun hasilnya, the show must go on.

6. Persiapkan Mental
Saat mengikuti sebuah seleksi, hanya akan ada dua hasil, Lolos atau Tidak Lolos. Oleh karena itu, persiapkan mental untuk hasil apapun yang akan diterima.

Kegagalan memang membuat baper, tapi yaa, kalau bisa jangan lama-lama. Setelah bapernya selesai, jadikan kegagalan sebagai cambuk untuk lebih dan lebih baik lagi.

Semoga ganti kegagalan kali ini adalah saya bisa menerbitkan buku solo di penerbit mayor. Aamiin ya robbal aamiin













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengurus Roya Sendiri

Alternatif Kuliner Sekitaran Jombang - Pondok Aren

NHW Pra Bunda Sayang #Adab Menuntut Ilmu dan Code of Conduct