Jurnal Ibu #Ketika Anak Marah

Source gambar : ini
Assalamualaikum wr wb

Apa kabar pembaca blog Ibunarafdan? Semoga senantiasa tercurah dengan nikmat sehat yaa... Aamiin

Balita moms kadang marah dan tantrum.. Tenang, moms tidak sendiri, saya juga mengalami.

Di suatu sore hari, Rafdan pulang kerumah mbah Ti-nya (kita lagi silaturahim kesana) setelah bermain bersama temannya dengan muka sangat kesal. Berulang kali ditanya kenapa kesal diam saja, didekati malah kabur, seolah sedang memendam amarah yang besar tapi bingung untuk mengekspresikan.

Akhirnya Rafdan mulai berulah, memukul yang mendekatinya.. Dalam hati, eits, ini sudah diluar batas "prinsip ibu yang selalu dikomunikasikan ke Rafdan marah boleh pukul jangan".  

Karena melihat kondisi yang sudah tidak kondusif, akhirnya saya "memaksa" untuk membantu Rafdan menyelesaikan emosinya dengan cara membawanya kesebuah ruangan berbeda yang hanya ada ibu dan Rafdan.

Lalu saya membawa Rafdan ke kamar, sudah bisa ditebak.. Tantrumnya keluar, emosinya meninggi, marah dan kesal bercampur baur. Lalu apa yang saya lakukan, saya hanya duduk diam mengamatinya menyelesaikan emosi agar kekesalannya cepat selesai dan tidak ada emosi yang terpendam.

Setelah marahnya mereda, saya coba tawarkan pelukan. Biasanya cara tersebut sangat manjur, tapi kali ini berbeda, berulang kali ia menolak untuk dipeluk.. "oke, berarti emosi belum sepenuhnya reda." akhirnya saya diamkan kembali.

Akhirnya setelah sekitar 20 menit emosinya mereda, dan mau menerima pelukan saya.. Tahukah moms saat saya peluk, tanpa saya tanya dia mengungkapkan apa yang membuatnya kesal. Ternyata Rafdan merasa "dicurangi" oleh teman bermainnya. Ceritanya mereka berdua sedang bermain sepeda roda dua dan keduanya belum mahir benar, jadi bergantian, ada yang naik dan ada yang memegangi. Saat giliran Rafdan naik, ternyata ia ditinggal lari pulang oleh temannya sehingga ia kesulitan membawa sepedanya, padahal saat temannya naik sepeda ia menemani temannya.

Oalah, begitu tho ceritanya.. Duh.. Duh anak lanang.

Setelah emosinya terluapkan semua, Rafdan kembali normal seperti biasa, asyik bermain, dan saat ditanya oleh mbahti dan tantenya alasan ia marah ia dengan santai malah bercerita. Sebenarnya Rafdan anak yang ekstrovert dan senang cerita, kecuali saat dia sedang emosi seperti tadi.

Emosinya sudah reda, di hatinya tidak ada beban berat yang mengganjal, tidak seperti saat pulang bermain dengan muka kusut.. Ya.. Seperti kita saja moms, saat marah tapi sulit untuk dikeluarkan, rasanya, duh.. Nano nano gado gado deh..

Setelah adem dan bisa diajak berbicara, saya baru komunikasikan pesan sponsor; "jika tidak suka, bilang ke temannya dan jangan memukul jika marah." dan pesan tersebut dapat diterimanya dengan baik.

Dari kejadian tersebut, saya mencoba menuliskan langkah-langkah saat menangani Rafdan yang sedang marah agar tidak lupa, yaitu:

1. Jaga Emosi Ibu
Itu adalah poin penting dan paling utama. Saat melihat anak sedang marah dan tantrum, apalagi sampai memukul pasti rasanya ada tanduk yang ingin keluar dari kepala dan ada api yang siap menyembur hehe..

Kalau sudah begini biasanya saya diam dulu agar tanduk dan apinya tidak keluar... Meski tidak mudah tentunya ya moms hehe.

Hal terpenting saat anak tantrum adalah diam dan menjaga emosi, karena kalau kita ikutan tantrum ya anak malah tambah menjadi.

Kalau sudah sempat emosi, biasanya saya menenangkan diri terlebih dahulu dengan berpindah ke ruangan lain. Baru setelah tenang bisa menemui anak.

2. Berikan Waktu Anak
Seorang anak memiliki waktu untuk menenangkan dirinya sendiri. Saat anak mulai menunjukkan gejala emosi, biasanya saya diamkan dan berikan waktu untuknya agar tenang dan hanya mengamatinya dari kejauhan.

Setelah emosinya reda, biasanya Rafdan akan menghampiri saya. Saat itulah saya menawarkan sebuah pelukan tanda selesai.

3. Jika ternyata anak tidak dapat menenangkan dirinya sendiri, lekas ambil alih moms
Pada kasus Rafdan diatas, naluri ibu menyatakan bahwa dia memerlukan bantuan, saat itu baru kita campur tangan, bahkan jika perlu "memaksa" membawanya ketempat yang tenang agar anak bisa meluapkan emosinya dengan aman.

4. Membawa Ke Tempat Yang Tenang
Bawa anak ke tempat yang aman dan tenang, agar anak bisa terfokus menyelesaikan emosinya. Pastikan di sekitarnya tidak ada barang berbahaya

5. Berikan Pelukan Hangat yang Menenangkan
Moms, tempat terbaik dan ternyaman bagi anak adalah pelukan ibu.. Biarkan anak merasa bahwa apapun yang terjadi moms akan selalu ada untuknya. Selain itu, pelukan bisa juga sebagai "tanda perdamaian" bahwa setelah sebelumnya moms mungkin sempat emosi pada anak, anak paham bahwa moms sudah tidak marah lagi.

Sebuah pelukan disertai dengan usapan hangat pada punggungnya adalah obat terbaik untuk meredakan emosi anak..

#Kemarahan adalah sebuah proses alami dalam perjalanan pengelolaan emosi seorang anak..
#Jurnal ibu belajar





Komentar

  1. Anakku 5 thn dan 2.5 thn, sbnrnya jrg tantrum yg hebat. Tp si kaka pernah sekali ngamuk krn diusilin adeknya :D. Dan sampe nangis juga mukul adeknya. Disitu aku sempet emosi sih mba. Tp untung ada suami yg sabar. Dia akhirnya yg ambil alih. Setelah semua reda, aku baru mikir, seandainya si kaka aku hadapi dengan emosi juga, takutnya dia ga akan percaya lg ama aku. Nyeseel banget setelah itu. Makanya skr kalo anak2 ada yg tantrum, ato kecewa, ya aku coba sabar ngadepin mereka. Dengerin dulu apa masalahnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget mb, belajar sabar dan mendengar

      Makasih mba Fanny sudah mampir :)

      Hapus
  2. makasih sharingnya, aku lebih suak mendiamkan dulu setelah amarahnya reda baru diajak ngobrol

    BalasHapus
    Balasan
    1. Toss mba, aku juga lebih suka menunggu anak tenang baru diajak ngobrol

      Makasih mba Tira sudah mampir

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengurus Roya Sendiri

Alternatif Kuliner Sekitaran Jombang - Pondok Aren

NHW Pra Bunda Sayang #Adab Menuntut Ilmu dan Code of Conduct