Cerita Si Gigi Bungsu

Assalamualaikum wr wb

Apa kabar pembaca blog ibunarafdan? Semoga senantiasa dalam keadaan sehat wal'afiat yaa..aamiin

Kali ini saya mau bercerita mengenai Gigi  Geraham Bungsu..ya..si gigi bungsu yang tumbuh paling belakang. Cerita ini terjadi pada kurun waktu Oktober 2016 sd Mei 2017.. Lho kok baru ditulis sekarang?? Iya, baru dapat inspirasi untuk menulis serta pengingat agar tidak lupa hehe.. semoga bisa diambil manfaatnya.

Penasaran... Yuk, baca cerita ini sampai selesai.. panjang bener soalnya hehe..

Di suatu pagi pada bulan Oktober 2016, saat  bangun pagi, tiba-tiba telinga sebelah kiri sakit sekali, rasanya seperti tertekan. Karena harus bekerja, rasa sakit tersebut dihiraukan, berharap nanti reda sendiri sakitnya sambil siap-siap berangkat. Saat tiba di kantor ternyata sakitnya makin menjadi dan membuat saya tidak bisa konsentrasi.

Karena sakitnya sudah tidak bisa ditolerir, maka saya meminta izin ke atasan untuk pergi ke dokter Spesialis THT di Rumah Sakit SS Medika yang berlokasi didaerah Salemba Jakarta Pusat. 

Saat disana saya ditangani oleh dr Susana SpTHT. Setelah dilakukan pengecekan, dokter menyatakan bahwa telinga saya keduanya baik-baik saja (oh iya di RS ini ada layar yang bisa memperlihatkan kondisi telinga kita saat diperiksa).

Karena telinga saya baik-baik saja, dr Susana SpTHT menduga bahwa kemungkinan sakit telinga berasal dari gigi,  karena beberapa kali menangani pasien dengan keluhan seperti saya, ternyata penyebabnya adalah gigi geraham bungsu yang tumbuh tidak sempurna. Oleh karena itu dia merujuk untuk dilakukan foto panoramic atau rontgen gigi.

Karena sudah tidak tahan sakitnya, saya ikuti rujukan tersebut. Saya melakukan foto panoramic di Laboratorium Pramita yang bekerjasama dengan RS SS Medika, nanti hasilnya akan diserahkan ke RS dan saya bisa konsultasi via telepon untuk mengetahui diagnosanya. Sangat praktis.

Beberapa hari kemudian hasilnya keluar, dan saya dikirimkan hasil foto panoramic gigi melalui whatsapp. Setelah itu, saya menghubungi RS SS Medika dan langsung disambungkan dengan dr Susana.

Dokter mengatakan bahwa keempat gigi geraham bungsu saya tumbuh tidak sempurna. Gigi bungsu atas kiri dan kanan tumbuh menyamping karena tidak cukup ruang untuk tumbuh dan yang kiri tumbuhnya menekan ke arah dalam, yang berarti menekan saraf telinga dan menyebabkan telinga kiri saya sakit. Sedangkan gigi bungsu bawah kanan kiri tumbuh didalam gusi atau dinamakan gigi impaksi..jeng..jeng..

Setelah hasil tersebut keluar, saya menemui dokter gigi Zuhana dan menanyakan tindakan yang sebaiknya diambil. Drg mengatakan bahwa yang bisa melakukan pencabutan gigi geraham bungsu adalah dr Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial atau biasa disingkat SpBM. Saya sempat bertanya kenapa Gigi geraham bungsu tumbuh tidak cukup ruang? Jawabannya selain karena genetik adalah faktor kebiasaan mengunyah makanan. Ternyata mengunyah makanan yang keras dapat menstimulus pertumbuhan rahang menjadi maksimal beda jika kita hanya makan makanan yang lunak atau lembut, maka pertumbuhan rahang menjadi kurang sesuai dengan alokasi ruang untuk pertumbuhan gigi geraham bungsu.. wah PR nih untuk Rafdan, harus belajar mengunyah dengan baik agar rahangnya tumbuh sempurna.

Tahap pencarian berikutnya adalah dr SpBM, setelah browsing di internet, ketemulah saya dengan dr Ninung Nuraini SpBM. Beliau praktek di RSAB Harapan Kita setiap Senin-Jumat.

Akhirnya saya ke dr Ninung. Setelah mengurus administrasi, mengantri sebentar lalu dipanggil keruang periksa. Tips untuk yang mau kesana, telepon dulu sebelumnya untuk memastikan jam waktu periksa (di Harapan kita tidak menerima perjanjian) karena biasanya jadwal dr Ninung padat oleh operasi.

Masuk keruang periksa dengan deg-degan, ngobrol sebentar dengan dr Ninung sambil memeriksa foto panoramic dan mengecek kondisi giginya. Lalu dr Ninung mengatakan gigi bungsu kiri atas bisa langsung dicabut.. wah, perasaan saya makin ga karuan, nanti gimana prosesnya huhuhu.. kebayang cerita-cerita pencabutan gigi bungsu yang "horor" 😂

Dokter memberi saya waktu untuk makan siang dan kembali lagi 1 jam kemudian. Setelah 1 jam saya kembali untuk melakukan proses pencabutan gigi.. 

Dan inilah prosesnya
Awalnya saya disuntik obat bius lokal pada gusi disekitar gigi, setelah gusi baal, dokter langsung mencabut gigi dengan alat seperti tang. Prosesnya cuma sekitar 15 menit.. saya kaget, "udah selesai dok?" "Udah" kata dokter. Dan setelah dicabut, Alhamdulillah  telinga kiri saya berangsur berkurang sakitnya. Saya diberi obat penghilang rasa sakit yang harus diminum dalam waktu 1 jam dan diulang saat sakit pasca pencabutan tidak dapat ditolerir.

Setelahnya, saya ngobrol mengenai ketiga gigi bungsu lainnya. Menurut dr Ninung, jika tidak ada keluhan, dan khusus untuk gigi impaksi tidak ada peradangan dan infeksi maka tidak apa-apa. Dr Ninung mengatakan jika saya mau mencabut gigi impaksi tersebut harus melalui operasi besar dengan bius total untuk meminimalisir trauma pasien dan mempercepat proses penyembuhan.

Mendengar kata bius total, saya masih mikir-mikir dan suami juga kurang setuju,😂. Semoga ketiga gigi bungsu lainnya baik-baik saja...aamin

Semoga tidak bosan ya bacanya, soalnya saya yang ngetik juga capek.. panjang bener ternyata 😂

Semoga bermanfaat 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengurus Roya Sendiri

Alternatif Kuliner Sekitaran Jombang - Pondok Aren

NHW Pra Bunda Sayang #Adab Menuntut Ilmu dan Code of Conduct