Bersungguh-sungguh Dalam Hal Yang Disuka.. Delegasikan Lainnya..

Assalamualaikum pembaca blog ibunarafdan, apa kabar? Semoga senantiasa dilimpahi nikmat sehat agar mampu optimal dalam beraktivitas yaa.. aamiin (soalnya saya lagi flu, berasa banget mau aktivitas rasanya berat hehe)

Nah, kali ini ada tema yang menggelitik saya untuk menulis yaitu bersungguh-sungguh dalam hal yang disuka dan delegasikan lainnya.

Tema tulisan ini terinspirasi dari salah satu materi yang saya dapat dalam program matrikulasi ibu profesional.

Berikut saya copas-kan materinya

Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6

_Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_

*IBU MANAJER KELUARGA HANDAL*

*Motivasi Bekerja Ibu*

Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja, yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.

Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita, kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.

Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja di rumah?
a. Apakah masih “ASAL KERJA”, menggugurkan kewajiban saja?
b. Apakah didasari sebuah “KOMPETISI ”, sehingga selalu ingin bersaing dengan keluarga lain?
c. Apakah karena “PANGGILAN HATI”, sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?

Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga.
a. Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
b. kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
c. Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.

*Ibu Manajer Keluarga*

Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita
 “Saya Manager Keluarga”, kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
a. Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
 b.Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
c.Buatlah skala prioritas
d.Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.

*Menangani Kompleksitas Tantangan*

Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :

*a. PUT FIRST THINGS FIRST *
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.

*b.ONE BITE AT A TIME* 
Apakah itu one bite at a time? -Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan

*c. DELEGATING *
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita. Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda.Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya. Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.

*Perkembangan Peran*

Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih “*SEKEDAR MENJADI IBU*”. 

Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
a. Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang. Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga.
b.Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.
Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.
c.Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.
 Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
d.Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst
 Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi.  Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.
Hanya ada satu kata 

*BERUBAH atau KALAH*

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/

SUMBER BACAAN
_Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP,  2015_
_Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #1, 2016_
_Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009._

Nah bagaimana materinya, bagus kaaan.. buat yang penasaran, bisa ikut matrikulasi batch berikutnya yang insya Allah akan diinformasikan jika sudah dibuka pendaftarannya.

Back to fokus...

Semenjak resign satu tahun lalu, saya mulai menata kembali kehidupan. Adaptasi dari pekerjaan di ranah publik menjadi bekerja di ranah domestik bukan hal yang mudah. Salah satu contohnya adalah  memasak, kalau saat masih bekerja masak hanya untuk MPASI anak & saat weekend, sekarang menjadi masak setiap hari.

Apakah mudah, tentu tidak (ngutip iklan hehe) untuk saya yang tidak hobi masak hal ini akan menjadi tantangan (baca kesulitan) tersendiri, oleh karena itu saya buat tulisan ini yang bertujuan untuk sharing hal-hal yang memudahkan di dapur. Kapan saya kerjakan sendiri dan kapan bisa delegasikan.

Hal lainnya adalah masalah pakaian, saya senang mencuci baju tapi tidak suka menggosok, maka saya serahkan urusan menggosok kepada ahlinya.. (baca laundry kiloan).

Hal yang saya sukai adalah menulis, parenting and child education, serta keuangan. Oleh karena itu, saya mencoba bersungguh-sungguh dalam melakukannya.

Misal, saya membuat blog ini sebagai sarana visualisasi dan berbagi ide, rajin mengikuti kajian parenting dan pendidikan anak, serta mencoba mengelola keuangan keluarga dengan sebaik-baiknya melalui pembuatan laporan keuangan keluarga sederhana dan family forecast.

Semua masih tahap belajar, banyak kekurangan disana sini, tetapi saya berusaha untuk terus memperbaiki diri.

Bersungguh-sungguh atas hal yang disukai, dan belajar memilah mana yang bisa didelegasikan karena saya cuma seorang ibu biasa yang punya banyak keterbatasan :).

#ibu belajar






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengurus Roya Sendiri

Alternatif Kuliner Sekitaran Jombang - Pondok Aren

NHW Pra Bunda Sayang #Adab Menuntut Ilmu dan Code of Conduct